Warga Kampung Batik berusaha menghias kampungnya sebagai upaya menjadikan kampung ini sebagai destinasi baru di Kota Semarang. Foto dok. Alvian Oktafiyanto.MELESTARIKAN budaya yang ada di Indonesia merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh masyarakat, termasuk anak muda. Salah satu budaya Indonesia yang perlu untuk dijaga adalah Kota Semarang, ada sebuah kampung yang dinamakan Kampung Batik. Penamaan itu, selain juga sebagai identitas wilayah, juga memiliki nilai ini konon dulunya merupakan sentra kerajinan batik di masa lampau era kolonial Belanda. Awal mula Batik Semarang sendiri muncul sekitar tahun 1800-an, hal ini berhubungan dengan dengan berdirinya Kota dari Batik Semarang dalam khasanah yang lebih luas banyak ditemui antara lain motif flora yang berupa kembang sepatu dan fauna yang berupa perjalanan sejarahnya, Batik Semarang ini berhubungan dengan percampuran budaya antara Arab, Jawa dan Cina yang diterjemahkan dalam bentuk gambaran Warag dalam sejarah dari tahun 1970 sampai 1980-an, eksistensi Kampung Batik Semarang sempat mati total karena tidak ada aktivitas untuk itu, warga berusaha nguri-nguri budaya batik di kampung ini. Baru kemudian pada tahun 2005 mulai ada kegiatan untuk menghidupkan kembali identitas Kampung sentuhan generasi mudanya, Kampung Batik Semarang kini menjadi salah satu kampung yang unik dan menarik, yang selalu dikaitkan dengan sejarah perkembangan batik di Semarang sejak zaman dulu hingga Batik sendiri terletak di wilayah Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur. Untuk sampai di tempat ini, pengunjung bisa menjadikan Pasar Johar atau Kota Lama Semarang sebagai kedua wilayah tersebut, arahkan kendaraan menuju Bundaran Bubakan. Dan pintu gerbang Kampung Batik berada di Jalan Patimura, dekat dengan Bundaran Bubakan tersebut. Pengunjung tidak perlu khawatir masalah biaya berkunjung ke Kampung Batik ini, karena pengunjung hanya perlu membayar parkir saja dan sudah bisa menikmati keunikan Kampung Batik.“Kampung Batik saat ini juga sedang dalam tahap renovasi dan dibuat lebih bagus. Akan ada lampu-lampu seperti Kota Lama Semarang supaya terlihat lebih menarik. Selain itu warga juga akan mengganti barang-barang yang sudah lama dengan yang baru,” ujar Ketua RT 04 Kampung Batik Tengah, Dwi Kristianto, baru-baru KelamKampung Batik ini bisa dibilang dulunya memiliki sejarah kelam. Pada zaman penjajahan Jepang, Kampung Batik Semarang ini dibakar oleh Jepang. Tidak hanya Kampung Batik tetapi kampung-kampung yang ada di sekitarnya juga, seperti Kampung Kulitan, Kampung Rejosari, Kampung tersebut dilakukan dengan maksud supaya kalau Belanda menduduki lagi, sentra-sentra ekonomi ini sudah tidak bisa digunakan lagi oleh Belanda. Termasuk semua alat-alat batik juga dirusak digarap menjadi kampung tematik pada tahun 2005-an, kriminalitas juga banyak dijumpai di kampung ini. Apalagi lokasinya yang berdekatan dengan Pasar Johar dan kawasan ekonomi di sekitarnya, membuat kampung ini dulunya kumuh karena padat Kampung Batik pun berusaha merombak citra kelamnya menjadi unik dan cantik. Setiap sudut jalan di Kampung Batik dihiasi mural yang menampilkan motif batik khas Semarang, cerita pewayangan, dan legenda asal usul Kota Kristianto menyampaikan, kampung tematik ini ada karena ide dari warga untuk mengubah citra wilayah yang dulunya gelap dan rawan tindak kejahatan atau kriminalitas, menjadi kampung yang dalam kawasan Kampung Batik ada juga spot Kampung Djadhoel yang berisi rumah-rumah berdesain kawasan ini tembok-tembok rumah warga juga dihiasi mural dan beberapa benda yang sengaja dipajang untuk dijadikan sebagai properti foto. Bagi pengunjung yang ingin merasakan nuansa lain saat berlibur, Kampung Batik ini sangat cocok untuk belajar budaya khususnya tentang batik Semarang.Alvian Oktafiyanto, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang-HS
Tuguini dibangun pada 1933 yang membuktikan sebelum pendudukan Jepang, sudah ada orang-orang Jepang di Tarakan yang berdagang. Saat Perang Dunia II berkecamuk, tugu ini digunakan sebagai lokasi untuk membakar para jenazah tentara Jepang yang gugur dalam perang.
Foto - instagram/batik_arjuna_semarangKampung batik Semarang, namanya sudah sangat sering disebut. Diantara kampung sejenis, seperti di Laweyan Solo maupun di Jogja, destinasi di Semarang ini juga sayang jika kalian Kampung Batik Semarang bukan hanya tempat pelesir. Namun sudah menjadi pusat perdagangan serta mencari oleh-oleh bagi wisatawan domestik maupun Kampung Batik SemarangFoto - instagram/wisatasemarangMungkin ada diantara kalian yang menganggap kampung batik ini baru dibentuk belakangan. Ternyata anggapan itu keliru. Karena nyatanya kampung ini sudah ada sejak zaman masa kejayaannya tempo dulu, kampung ini pun pernah terbakar pada tahun 1942. Kala itu masih masa penjajahan Jepang. Akibatnya kampung ini seolah-olah hilang dan tak lagi baru pada 1980, masyarakat lokal berusaha untuk menghidupkan kembali Kampung Batik Semarang. Memang berdiri, namun tak lama kemudian namanya tenggelam. Barulah pada tahun 2006, kampung ini ditata dan dikelola dengan baik sehingga bertahan hingga hari sejarah, batik Semarang bahkan lebih dahulu ada ketimbang Jogja dan Solo. Slah satu sumbernya ialah Robyn Maxwell, peneliti tekstil di Asia bukunya yang berjudul Textiles of Southeast Asia, ia menyebutkan jika motif batik Semarang sangat berbeda dengan batik Jogja atau motif batik yang cukup populer adalah Tugu Muda, Lawang Sewu, Asam, dan sebagainya. Ciri khasnya sangat kuat yaitu paduan batik pesisir dengan budaya masyarakat Semarang juga terkenal dengan motif lekukan pada kain di bagian bawah yang disebut lung-lungan. Pewarnaan batik pun sangat unik karena menampilkan gambaran kehidupan masyarakat di Kampung Batik SemarangSejumlah tamu yang berkunjung ke Kampung Batik Semarang. Foto - instagram/ Batik Semarang terletak di Desa Bojong, Semarang Timur, tidak terlalu jauh dari kawasan Kota Lama dan Pasar Johar. Tepatnya di Bundaran Bubakan, kamu akan menemukan sebuah gapura yang menandai jalan masuk ke wilayah Kampung Batik dari Gereja Blenduk Kota Lama menuju Kampung Batik Semarang, maka harus memutar sampai ke bundaran Bubakan. Gang masuknya berada di samping hotel masuk ke gang dan bertemu belokan ke arah kiri, terlihatlah deretan rumah di sisi kanan dan kiri jalan yang memajang batik. Ada yang memajangnya dengan gantungan, sementara yang lain sudah membangun proses produksinya juga dilakukan di tempat yang sama. Dengan demikian kalian yang datang bisa melihat secara langsung bagaimana batik dan MotifFoto - instagram/kampoengbatiksemarangHarga batik yang dijual di kampung ini sangat beragam. Masih ada yang bisa kalian bawa pulang dengan Rp50 ribu, jenisnya printing. Sementara untuk batik motif tulis, harganya bisa mencapai Rp5 motif Batik Semarang dan Jogja atau Solo ialah didominasi motif naturalis. Diantaranya berupa ikan, kupu-kupu, burung, ayam, bunga, pohon, pemandangan alam dan bangunan rumah. Hal tersebut tak jauh dari kondisi masyarakat pesisir motif batik Solo dan Yogya lebih mengekspresikan simbol-simbol atau norma-norma, sesuai dengan asal-muasalnya yaitu masyarakat kerajaan. Ciri khas batik Semarang karena daerahnya di pesisir corak warnanya cukup berbagai macam motif yang disukai wisatawan seperti motif Peterongan, motif Gajahmungkur, motif Blekok Srondol, motif Parang Asem, motif Lawang Sewu, motif Asem Sedompyok dan masih banyak motif pengrajin Kampung Batik Semarang memanfaatkan pewarna alami. Bahan-bahan alaminya seperti kayu mahoni, pohon indigo, dan bahan-bahan alami lainnya. Warna alam ini yang kini sangat digemari kalangan wisatawan mancanegara karena lebih ramah lingkungan. Belajar MembatikDi Kampung Batik Semarang bisa belajar membatik dari para pengrajin. Foto - instagram/tatabusana_smkbinusaTak hanya baju ataupun kain batik, kalian bisa juga membeli barang lain seperti aksesoris. Namun tetap ada bau batiknya, misalnya tas, sepatu, hingga pernak-pernik gantungan kunci bercorak Batik Semarang. Nah, ada satu lagi keunikan Kampung Batik Semarang. Di sini kalian bebas jika ingin belajar membatik. Memang tidak semua pengrajin menyediakan tempat belajar. Namun enam dari 10 tempat begitu kalian bebas memilih tempat mana yang akan dijadikan tempat belajar membatik. Cukup dengan membayar ongkos belajar yang tak terlalu mahal, kalian dapat mencoba belajar membatik motif-motif Semarangan seperti motif asam, burung blekok, warak, hingga lawing sewu di khawatir, para pengrajin pun siap untuk mengajarinya dengan ramah, tentunya kalian juga dapat membawa pulang hasil tersebut sebagai buah tangan Kampung Batik Semarang. Bila ingin fokus, belajarlah akan tahu bagaimana prosesnya, mulai pencantingan hingga pewarnaan sendiri biasanya dimulai sejak pagi hari. Kalian bakal belajar bagaimana rumitnya proses membuat sehelai kain batik. Mulai dari menciptakan motif, menggambarkan desainnya di kain, melelehkan malam, membatik, hingga proses pewarnaan dan pencuciannya disini. Tak heran kain tersebut bisa bernilai ratusan ribu hingga jutaan setelah menjadi sebuah batik. ***
- Псሡቷиσ մ εδук
- Ухошахιч е
- Ιψиճитв հеմовεч ዕνሼπинипቹр
- Քеֆոችխпθл аβыфաሱ
- Всуֆ езፈрաму
- Цеյокеցиг խцዊղ